Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Aktivitas Antibakteri Resin Komposit

1. Latar Belakang

Dalam dunia kedokteran gigi restoratif, resin komposit telah menjadi bahan pilihan utama karena keunggulannya dalam hal estetika dan kemampuan adhesi yang tinggi terhadap jaringan gigi. Namun demikian, kerentanan resin komposit terhadap kolonisasi bakteri, khususnya Streptococcus mutans, menjadi perhatian utama. Bakteri ini dapat menembus margin restorasi dan menyebabkan karies sekunder, kegagalan restorasi dini, dan peradangan pulpa. Oleh karena itu, pengembangan resin komposit dengan sifat antibakteri menjadi kebutuhan yang mendesak.


2. Potensi Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Agen Antibakteri Alami

Daun kelor (Moringa oleifera) telah lama dikenal dalam dunia farmakologi sebagai tanaman herbal dengan spektrum aktivitas biomedis yang luas. Daun ini mengandung senyawa bioaktif seperti:

  • Flavonoid – berfungsi sebagai antioksidan dan antibakteri,

  • Alkaloid – dapat menghambat enzim vital bakteri,

  • Tanin dan saponin – merusak membran sel bakteri.

Aktivitas antimikroba dari ekstrak daun kelor telah terbukti terhadap berbagai bakteri Gram positif dan Gram negatif. Potensi inilah yang menjadi dasar pemanfaatan ekstrak daun kelor sebagai bahan tambahan dalam resin komposit gigi untuk menambah sifat antibakterinya.


3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan ekstrak daun kelor terhadap aktivitas antibakteri resin komposit, khususnya terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans sebagai patogen utama dalam karies gigi.


4. Metode Penelitian

a. Bahan dan Alat

  • Resin komposit nanohibrid (komersial)

  • Ekstrak etanolik daun kelor (dengan konsentrasi 1%, 2%, dan 4%)

  • Bakteri uji: Streptococcus mutans

  • Media kultur: Mueller-Hinton Agar

  • Alat ukur zona hambat: jangka sorong digital

b. Prosedur

  1. Resin komposit dicampur dengan ekstrak daun kelor sesuai konsentrasi.

  2. Spesimen dibentuk dalam cetakan silinder standar ISO.

  3. Semua sampel diinkubasi dalam medium bakteri selama 24 jam.

  4. Zona hambat diamati dan diukur sebagai indikator aktivitas antibakteri resin komposit yang dimodifikasi.


5. Hasil Penelitian

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kelor dalam resin komposit, maka zona hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans semakin luas. Hasil pengamatan rata-rata:

  • Komposit tanpa tambahan ekstrak: 0 mm (kontrol negatif)

  • Komposit + 1% ekstrak: 2,1 mm

  • Komposit + 2% ekstrak: 3,5 mm

  • Komposit + 4% ekstrak: 5,8 mm

Hasil ini menunjukkan bahwa resin komposit yang dimodifikasi dengan ekstrak daun kelor memiliki efek antibakteri signifikan secara konsentrasi-dependen.


6. Pembahasan

Penambahan ekstrak daun kelor memberikan efek penghambatan terhadap bakteri melalui mekanisme:

  • Disintegrasi membran sel bakteri oleh saponin dan flavonoid,

  • Inhibisi sintesis protein bakteri oleh alkaloid,

  • Efek sinergis antibakteri dari berbagai senyawa bioaktif yang berperan sebagai anti-inflamasi lokal.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan bahan alam dalam resin komposit tidak hanya bertujuan meningkatkan durabilitas, tetapi juga mengurangi risiko toksisitas dari agen sintetis, seperti triclosan atau klorheksidin yang umum digunakan.


7. Implikasi Klinis

Dengan penambahan ekstrak daun kelor, resin komposit antibakteri dapat menjadi alternatif inovatif untuk:

  • Restorasi pada pasien dengan risiko tinggi karies,

  • Pemakaian jangka panjang, khususnya pada anak-anak atau pasien ortodonti,

  • Restorasi restoratif minimal invasif yang tetap menjaga lingkungan oral bebas patogen.

Keunggulan lain dari penggunaan ekstrak kelor adalah ketersediaannya yang melimpah, ekonomis, dan ramah lingkungan.


8. Keterbatasan dan Saran Penelitian Lanjutan

Keterbatasan penelitian ini terletak pada pengujian in vitro yang belum sepenuhnya mencerminkan kondisi rongga mulut yang kompleks. Penelitian lanjutan diperlukan untuk:

  • Uji biokompatibilitas ekstrak daun kelor pada sel pulpa,

  • Evaluasi sifat mekanik resin komposit setelah penambahan ekstrak,

  • Uji in vivo pada hewan coba atau pasien,

  • Studi jangka panjang terhadap kekuatan ikatan adhesif dan ketahanan aus.


9. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam resin komposit secara signifikan meningkatkan aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Inovasi ini menunjukkan potensi besar dalam pengembangan bahan restoratif gigi berbasis herbal yang efektif dan aman, mendukung perawatan gigi yang berkelanjutan serta bebas dari komplikasi karies sekunder.